Press "Enter" to skip to content

Berikan Alat Bantu Dengar Sedini Mungkin

Last updated on Maret 26, 2019

Mengetahui seorang anak tidak mampu mendengar merupakan cobaan yang luar biasa bagi sebuah keluarga. Seorang anak umumnya melakukan bubling pada usia 1 tahun dan mengerti dipanggil pada usia 2 tahun. Seorang Bunda seringkali bersabar menunggu karena beberapa anak biasanya mengalami keterlambatan bicara dan mulai mengeluarkan suara setelah 2 tahun. Jika memang bunda curiga dengan kondisi anak, maka sudah saat nya Bunda meminta Ayah untuk mengantarkan anak ke dokter anak atau dokter THT untuk meminta masukan. Boleh jadi anak tersebut memiliki gangguan pendengaran. Bila memang anak mengalami gangguan pendengaran, kami sarankan berikan alat bantu dengar sedini mungkin.

Anak yang memiliki gangguan pendengaran sangat berat (profound hearing loss) tidak akan menoleh ketika dikagetkan, gemuruh halilintar ketika hujan juga tidak membangunkan si anak, klakson mobil yang berada di sampingnya tidak akan membuat terkejut, tapi getaran kasur, atau bergeraknya bayangan justru dicermati oleh nya. Dahulu kami kadang mengetes pendengaran anak, tapi rupanya memang kami baru menyadari bahwa respon yang dibuat akibat kami membuat banyak gerakan yang menimbulkan gerakan bayangan maupun hembusan angin. Jadi, apabila ayah dan bunda mencoba mengetes pendengaran si anak, pastikan tidak memberikan getaran atau gerakan ya..!

Baru terpikiran metode yang benar-benar efektif mengetes kemampuan dengar anak, yakni dengan menggunakan bel es atau kojek. Metode ini digunakan oleh dokter THT di Semarang ketika tes pendengaran akan dilakukan, yakni tahap wawancara dengan orangtua. Ketika telinga kami; papa dan mama Alkha terasa sakit; si anak tampak tidak memberikan respon apapun dan masih sibuk dengan mainan nya sendiri. Langsung terasa bahwa ada hal yang salah dalam pendengarannya.

Bel es untuk mendeteksi gangguan pendengaran ketulian ketunarunguan secara sederhana
Bel Es dan Kojek

Anak yang memiliki gangguan pendengaran sedang kebanyakan terlambat diketahui para orangtua. Pada anak dengan gangguan pendengaran sedang, suara teriakan, klakson, dan bel es kojek masih mereka dengar. Sayangnya, pada suara percakapan, mereka hanya mendengar samar-samar. Alhasil, mereka dianggap mengalami keterlambatan bicara (speech delay) ketika usia 2-3 tahun. Harus disadari bahwa orangtua memang kekurangan informasi mengenai pentingnya skrining bayi baru lahir bagi masa tumbuh kembang anak.

Membeli Alat Bantu Dengar

Membelikan Alat Bantu Dengar merupakan prioritas kami setelah hasil tes pendengaran menunjukkan bahwa Alkha mengalami gangguan pendengaran sangat berat. Membelikan ABD bagi sebagian keluarga menjadi hal yang mudah, sebagian lagi menjadi hal yang berat. Namun, kami pikir, seberat apapun kondisi keuangan keluarga, sebaiknya orangtua mulai berpikir untuk menyedikan alat bantu dengar, termasuk apabila kami harus meminta bantuan ke keluarga besar atau ke balai desa.

Untuk mendapatkan Alat Bantu Dengar terbaik, tidak selalu yang paling mahal. Membeli ABD seharusnya ialah yang paling “pas” dengan gangguan pendengaran yang dialami si anak. Tingkat gangguan pendengaran anak dapat dilihat dari hasil tes BERA/ABR atau ASSR dari rumah sakit. Sebenarnya, yang membuat mahal alat bantu dengar ialah pada fitur tambahannya, seperti dual mikrofon, dan filter pengurang kebisingan. Umumnya, semakin berat gangguan pendengaran dan fitur yang diberikan, maka harga akan semakin mahal.

Untuk memilih alat bantu dengar yang sesuai, Ayah dan Bunda dapat melakukan survei dengan keluarga lain yang dirasa lebih paham. Informasi ini dapat Ayah dan Bunda dapatkan dengan bergabung ke komunitas orangtua anak dengan gangguan pendengaran. Pandangan obyektif sangat dibutuhkan dalam tahap ini. Pilih hearing center yang berpengalaman dan memiliki track record yang baik dalam penanganan anak dengan gangguan pendengaran. Tidak sedikit orang tua yang ketika membeli sama sekali tidak mengetahui penjelasan mengenai cara membaca audiogram, jenis-jenis gangguan pendengaran, jenis-jenis ABD, spesifikasi ABD yang sesuai dengan kebutuhan si anak, dan tahapan pasca menggunakan ABD itu apa saja.

Berikan Alat Bantu Dengar Sedini Mungkin

Anak yang menggunakan alat bantu dengar sejak dini akan memiliki kesempatan untuk menyamai kemampuan anak-anak dengan pendengaran normal seusianya. Semakin cepat anak mendapatkan akses mendengar disertai serangkaian terapi yang tepat, maka anak dapat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang mayoritas berbahasa verbal (ujaran) ini. Mimpi tersebut bukan hal yang tidak mungkin lho, sudah ada beberapa anak yang tumbuh dewasa dan mahir berkomunikasi secara verbal.

Pos Sebelumnya
Pos Berikutnya

Tinggalkan Balasan