Last updated on Februari 8, 2019
Mengenal angka merupakan keterampilan wajib yang nantinya harus dipahami anak. Belajar mengenal angka, walau tidak abstrak, tapi cukup sulit untuk dijelaskan kepada anak. Angka dipakai untuk berhitung, menjumlah, membagi, dan mengukur semua hal yang akan dikuantifikasi. Bahkan bidang sosial dihitung dengan statistik sehingga dapat dijabarkan secara matematis. Namun, untuk menuju penggunaan angka yang lebih kompleks, langkah pertama ialah anak memahami konsep angka, salah satunya melalui frasa satu-dua-tiga.
Belajar Konsep Angka Melalui Frasa Satu-Dua-Tiga
Belajar mengenal angka bagi anak dengan gangguan pendengaran dapat dimulai dengan menghafalkan frasa bilangan satu-dua-tiga. Frasa ini juga berfungsi untuk memanjangkan kemampuan dengar dan memanjangkan kemampuan bicara. Frasa satu-dua-tiga ini bisa dimulai sejak anak menggunakan Alat Bantu Dengar maupun implan koklea bersama-sama dengan pengenalan kosa kata penting lainnya.
Frasa satu-dua-tiga bisa dikenalkan dalam bentuk kegiatan, misalnya:
1. Berjalan Kaki Kemudian Berlari
Ketika Bunda mengajak anak berjalan kaki, ajak anak untuk mendengarkan frase satu-dua-tiga. Bunda kenalkan dengan perlahan-lahan, karena kita menginginkan agar anak mendengarkan kata dengan utuh. Ketika berjalan, Bunda dapat menyebut frasa satu-dua-tiga kemudian berlari. “Satuuu, duaaaa, tiiiigaaaa, lariiii….”.
2. Menuruni Anak Tangga
Ketika anak menuruni anak tangga satu demi satu, Bunda dapat terus mendengarkan anak frasa satu-dua-tiga. Tiap anak menuruni anak satu anak tangga, Bunda dapat menyebutkan angka “satu”, turun satu anak tangga lagi dan katakan “dua”, kemudian turun anak tangga lagi dan katakan “tiga”. Lakukan lagi mulai dari “satu” karena kita anak mengenalkan frasa satu-dua-tiga pada anak.
3. Berhitung Sebelum Menendang Bola
Kegiatan ini bagi anak laki-laki akan mengasyikkan. Terlebih dahulu Ayah dan Bunda memberikan contoh secara bergantian. Katakan kepada anak bahwa sebelum menendang bola, dia harus menyebutkan frasa satu-dua-tiga terlebih dahulu. Misalnya: “Ayah mau tendang bola. 🎵Satu. Dua. Tiga. 🎵 Tendang…!!” Kemudian ayah menendang bola yang ada di depannya ke arah Bunda. Bunda juga melakukan hal yang sama dan arahkan bola kepada ayah (bila mau memberikan contoh lagi), atau langsung kepada anak (bila dirasa anak dirasa sudah memahami). Apabila anak tidak merespon dengan mengucapkan frasa ini sebelum menendang, artinya anak belum memahami instruksi yang disebutkan. Berikan contoh lagi kepada anak. Pada tahap ini, kemungkinan anak belum memahami makna kata “tendang”. Jadi, Ayah dan Bunda perlu bersabar karena mengajari kata-kerja seperti ini harus diajarkan dengan beraktivitas agar anak memahami makna nya.
4. Bermain Pelontar Mobil Hotwheel
Frasa satu-dua-tiga dapat diajarkan oleh Ayah ketika bermain mainan yang membutuhkan persiapan ketika akan bekerja. Misalnya pelontar mobil hotwheel. Jadi, Ayah perlu mempersiapkan mainan pelontar hotwheel yang banyak dijual di supermarket.
Pertama, ajari anak terlebih dahulu untuk mengucapkan frasa satu-dua-tiga sebelum menekan tombol peluncur hotwheel. Kedua, setelah menarik pelontar dan siap untuk ditekan, tahan bagian pelontar dan pastikan mobil hotwheel tidak meluncur termasuk bila anak menekan-nekan tombol peluncurnya. Ajak anak untuk terlebih dahulu mengikuti frasa satu-dua-tiga. Ayah dapat berkata, “Mau jalan? Hitung dulu ya. Satuuu….”. Tunggu anak mengikuti, dan berkata, “satu” atau aa-uu bagi pengguna ABD dan implan koklea pemula. Bunda lanjutkan lagi, “Duaaaaa”, tunggu hingga anak mau mengimitasi, “dua” atau uu-aa, kemudian “tiga” atau ii-aa. Ayah perlu dramatisasi permainan ini dengan berkata, “Jalannn, wiii… Horeee….”
Aktivitas di atas cukup sederhana dan mudah dicerna anak. Aktivitas ini dapat dilakukan berhari-hari hingga anak memahami urutan angka satu-dua-tiga.
Bagaimana Mengetahui Bahwa Anak Memahami Frasa Ini?
Ayah dan Bunda dapat menunggu anak hingga dia merasa yakin dan nyaman mengucapkan frasa ini sebelum melakukan kegiatan-kegiatan di atas. Misalnya, sebelum menekan tombol peluncur hotwheel, anak akan mengucapkan frasa satu-dua-tiga terlebih dahulu tanpa perlu dipandu. Atau ketika menuruni anak tangga, anak akan mengucapkan frasa satu-dua-tiga setiap menuruni anak tangga. Tugas Ayah dan Bunda ialah mengajari terus sepanjang hari hingga anak mau mengimitasi (meniru) frasa ini.
Beberapa Masukan Yang Perlu Diperhatikan
Ayah dan Bunda sebaiknya mulai belajar memahami tentang (1) acoustic highlighting dan (2) menjeda kalimat. Banyak contoh yang dapat ditemukan di internet. Kesalahan dalam memilih kalimat dan penggunaan teknik yang salah akan berakibat pada kebingungan anak dan kegiatan ini bisa menjadi tidak sepenuhnya efektif.
Jika Ayah dan Bunda memiliki cara AVT di rumah untuk belajar mengenalkan angka, silakan menulis di kotak komentar di bawah ini.