Press "Enter" to skip to content

Belajar Preposisi Atas-Bawah

Last updated on Maret 20, 2019

Belajar preposisi merupakan kegiatan yang dapat mulai diajarkan kepada anak yang belajar mendengar setelah 3-4 bulan menggunakan alat bantu dengar atau implan koklea (kebutuhan ini juga mengikuti ISD). Preposisi adalah salah satu jenis bagian dari ujaran (part of speech) yang digunakan untuk menghubungkan antara kata-benda atau kata-ganti dengan kata lainnya dalam satu kalimat untuk menggambarkan tempat dan waktu.

Pada awal belajar mendengar dan berbicara, kita akan belajar preposisi tempat. Preposisi tempat sangat umum dan lazim kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya, “Alkha, ambil sendok di atas meja”. Kegiatan ini nanti akan kita ajarkan kepada anak hingga dia memahami arti sendok di atas meja.

Apa Itu Preposisi Tempat?

Preposisi Tempat dalam bahasa Indonesia ada sangat banyak. Untuk anak-anak yang sedang belajar mendengar dan berbicara, kita dapat mulai dari mengajarkan kata “atas”, “bawah”, “depan”, “belakang” dan seterusnya.

  1. Atas
  2. Bawah
  3. Depan
  4. Belakang
  5. Tengah
  6. Dalam
  7. Luar
  8. Kanan
  9. Kiri
  10. Samping
  11. Pojok
  12. Pinggir
  13. Bagian (ditambah preposisi nomor 1-7)
  14. Sebelah (ditambah preposisi 1-12).

Cukup banyak kan? Padahal masih banyak lagi lho… Untuk anak-anak dengan gangguan pendengaran, sembilan preposisi yang disebutkan sudah cukup menguras banyak waktu. Nah, bagaimana cara pengajarannya ketika di rumah?

Belajar Preposisi Atas-Bawah

Preposisi “atas” dan “bawah” dapat diajarkan bersama karena kedua preposisi itu saling bertolak belakang, atau istilah lainnya adalah Lawan Kata. Anak akan lebih mudah memahami preposisi “atas” ketika dibandingkan dengan preposisi “bawah”. Belajar preposisi atas-bawah akan menjadi pondasi bagi anak. Karena itu jika anak cukup lama memahami preposisi, kami harap Ayah dan Bunda memaklumi.

Untuk mempercepat pemahaman preposisi atas-bawah, tidak ada cara lain kecuali dengan mengulang-ulang kejadian berbeda dengan tujuan yang sama. Anak membutuhkan repetisi (pengulangan) sehingga dia merasa dapat memahami makna kata “atas” dan “bawah” dalam berbagai kondisi. Nah, apa saja material yang dapat digunakan?

  1. Truk Mobilizer
  2. Kulkas (sebenarnya)
  3. Meja dan Kursi Belajar
  4. Perosotan di Taman
  5. Bangunan Lantai 1

1. Truk Mobilizer

Alat dan Bahan

  1. Mainan truk pembawa mobil (mobilizer).
  2. Beberapa mobil kecil (hotwheels atau lainnya)

Cara Bermain:

  1. Baiknya kegiatan ini dilakukan di atas meja.
  2. Letakkan truk mobilizer di tengah meja.
  3. Letakkan mobil-mobil kecil di depan anak. (Bisa juga mobil kecil tetap berada digenggaman Bunda agar anak terus penasaran).
  4. Kita berikan kesempatan kepada role model untuk memberikan contoh, misalnya: “Papa, taruh mobil di atas”. Jeda. “Hore….”
  5. Ambil lagi satu buah mobil dan lanjutkan lagi perintah kepada role model, “Papa, taruh mobil di bawah”. Jeda. “Hore…”.
  6. Nah, berikan kesempatan kepada anak untuk mencoba.
  7. Jika terjadi kesalahan meletakkan, Bunda bisa perbaiki kesalahannya. “Bukan, mobil nya di atas”. Jeda. “Lagi ya… Sekarang Papah.”

2. Kulkas (Lemari Es)

Alat dan Bahan:

  1. Kulkas
  2. Botol Air Mineral
  3. Beng-Beng (Jajan)
  4. Es Krim

Cara Bermain:

  1. Bawa beberapa botol mineral, beng-beng, dan es krim di lantai depan pintu kulkas.
  2. Ajari anak untuk meletakkan beng-beng di freezer. “Alkha, ini taruh atas”.
  3. Ajari anak untuk meletakkan es krim di freezer. “Alkha, ini taruh di atas”.
  4. Ajari anak untuk meletakkan botol air mineral di bawah. “Alkha, ini taruh di bawah”.

Bunda bisa juga gunakan kata jajan, es krim, dan botol jika anak sudah memahami semua nama benda itu.

3. Meja dan Kursi Belajar

Meja dan kursi belajar anak yang ukurannya kecil cocok digunakan menjadi material preposisi. Misalnya Alkha memiliki boneka monyet, kita bisa ajarkan anak agar boneka duduk di atas meja atau di bawah meja. Bisa juga boneka di dudukan di atas kursi atau di bawah kursi.

4. Perosotan Di Taman

Pada suatu sore, ajak anak ke taman atau TK yang memiliki perosotan di dalam nya. Gunakan Strategi Paralel Talk bersama anak. Gunakan kata-kata sederhana dan tertarget. Misalnya: “Alkha, naik-naik-naik ke atas”. “Yeaaaa, sudah di atas. Ayo, meluncur ke bawah!”. Sepertinya cukup mudah dipahami.

5. Bangunan Lantai Satu

Jika terdapat bangunan berlantai satu di sekitar rumah, maka kita dapat gunakan untuk belajar kata di atas. Kita ajak anak untuk menaiki satu persatu anak tangga. Kemudian di teras lantai satu, kita dapat melihat lantai dasar sambil berkata, “Kita ada di atas. Lihat, ada mobil di bawah. Ada motor juga, di bawah”. Kegiatan ini cukup mudah dipahami juga.

Anak-anak dengan keterlambatan mendengar membutuhkan kegiatan yang beragam untuk mengarah pada satu target penambahan bahasa reseptif. Anak akan memperhatikan pola kalimat yang mereka dengar dan belajar memperhatikan -kapan sebuah kata dapat digunakan. Penyederhanaan kata seperti “Taruh Bawah” sebaiknya dihindari. Lebih baik gunakan kata “Taruh di bawah” karena kata sambung “di” ini lebih mudah diajarkan ketika dilakukan berulang kali dalam berbagai kesempatan.

Pos Sebelumnya
Pos Berikutnya

Tinggalkan Balasan