Last updated on April 26, 2019
Belajar identifikasi huruf dan bunyinya mulai kami kenalkan pada saat Alkha sudah menguasai auditory memory 2-3 item dengan usia mendengar 2 tahun (implan koklea 4 bulan). Identifikasi merupakan tahap ketiga dari empat tahapan mendengar setelah deteksi dan diskriminasi. Alfabet yang bentuknya mirip harus mampu dia sebutkan dengan benar dengan cara mendengar bunyi fonik nya. Misalnya huruf b, d, p; sudah bentuknya mirip, suaranya beda tipis pula. Dengan mengenal fonik Bahasa Indonesia, anak lebih peka dengan bunyi-bunyi selain Ling Six Sounds.
Awalnya, kami cari cara yang murah meriah, yakni menggunakan selembar kertas dengan gambar huruf mulai a hingga z yang harga nya 4 ribu perak. Apa yang terjadi? Blas, dia tak tertarik. Hmmm, saya pikir seperti saya sedang dihadapkan sekumpulan huruf Kanji yang saya tidak tahu apa bunyi nya. Bingung juga kan? Sampai 4-6 bulan dia baru mengetahui huruf a, i, u, e, o, p, dan m. P untuk papa, dan m untuk mama. Waktu itu kami tidak dalami alternatif metode lebih jauh karena mengejar target perkembangan lainnya.
Belajar Identifikasi Huruf dan Bunyinya
Setelah riset kecil-kecilan, ketemu deh segudang metode belajar identifikasi huruf dan bunyinya melalui media permainan. Beberapa cara ini kami gunakan dan cukup sukses loh…
1. Potong dan Tempel Alfabet
Kegiatan potong dan tempel alfabet cukup menarik bagi Alkha untuk belajar identifikasi huruf dan bunyinya karena kami menggunakan karakter superhero dan Cars. Ketika anak sedang senang akan sebuah karakter animasi, maka Ayah dan Bunda dapat menggunakannya untuk melakukan rayuan kepada nya secara efektif (tepat) dan efisien (cepat).
Tujuan:
1. Mengenalkan fonik huruf (isolasi tertutup) melalui pendengaran.
2. Mengenalkan simbol huruf melalui visual
3. Berlatih menempel dalam garis secara taktil
Alat dan Bahan:
1. Kertas bertulisan satu alfabet
2. Kertas bergambar karakter
3. Gunting
4. Stik lem
Cara Bermain:
1. Ayah dan Bunda cetak huruf yang akan dikenalkan. Beritahu kepada anak bahwa kita akan menempeli huruf “b” ini dengan karakter dalam Cars, misalnya.
2. Keluarkan kertas karakter yang akan ditempel. Perlihatkan bahwa karakter tersebut sangat keren, sama seperti di TV, di video, dan rugi kalau tidak mau main ini.
3. Bila anak belum cukup mahir memotong, Ayah dan Bunda potongkan saja karakter tersebut. Minta anak menyebutkan fonik huruf tersebut bila menginginkannya.
4. Ajari anak membubuhkan lem dengan stik lem.
5. Ayah dan Bunda juga dapat mengajari anak untuk menempel di dalam garis. Jika terjadi kesalahan, segera geser mumpung lem masih basah.
6. Di dalam dan di luar garis akan bermanfaat ketika anak belajar mewarnai di TK.
Bahan Yang Bisa Diunduh:
Alfabet dan Berbagai Karakter
2. Parkiran Alfabet
Ide parkiran alfabet ini bisa dilihat di youtube. Cukup sederhana dan ampuh untuk belajar identifikasi huruf dan bunyinya. Jika berhubungan dengan mobil, anak laki-laki mana yang sanggup menolaknya? Hihi.
Tujuan:
1. Menyamakan huruf pada mobil dengan huruf pada parkiran alfabet
2. Berlatih menggerakkan mobil secara taktil.
Alat dan Bahan:
1. Hot Wheels maksimal 26 buah.
2. Kardus bekas.
3. Selembar kertas putih
4. Selotip bening lebar 1 cm
5. Spidol
6. Tali rafia atau sejenis
7. Cutter atau pisau potong kertas
A. Parkiran Alfabet
Cara Membuat:
1. Potong kardus pada bagian bawah dan menyisakan sekitar 3 cm.
2. Beri garis pendek-pendek sesuai lebar mobil.
3. Bubuhkan huruf pada tiap-tiap lokasi parkiran. Kami sarankan sesuaikan dengan tahapan perkembangan artikulasi.
4. Pasang tali rafia agar permainan ini bisa dimainkan di atas kasur yang kadang miring.
B. Mobil Alfabet
Cara Membuat:
1. Pilih mobil hotwheel yang atapnya cukup lebar.
2. Potong kertas berukuran 1.5 cm x 1 cm. Tulis satu buah alfabet pada secarik kertas itu.
3. Tempel menggunakan selotip bening. Jika menggunakan double-tape, dikhawatirkan dapat merusak mobil-mobilan.
Cara Bermain:
1. Ayah dan Bunda dapat menyebutkan terlebih dahulu bunyi huruf (fonik). Kemudian dorong mobil hingga menempati lokasi parkiran.
2. Ketika giliran anak, selalu minta dia untuk berusaha mengimitasi bunyi huruf, sebisanya.
3. Setelah terparkir semua, bisa ditambahkan reward berupa melontarkan mobil menggunakan pelontar hotwheel, atau mesin pelontar hotwheel. Anak senang, Bunda senang.
3. Game Koin Alfabet
Koin alfabet kami dapat dari sumber di internet. Pada awalnya Alkha tidak tertarik dengan permainan ini, malah koin-koin dari kardus ini dia kira bagian dari permainan masak roti Maryam. Namun, ketika kami tempelkan karakter superhero pada bagian belakang koin, Alkha justru senang hati memainkannya.
Cara bermain:
1. Untuk anak, gunakan lembaran menggunakan huruf yang sudah hafal. Sedangkan untuk Ayah dan Bunda, gunakan lembar target lanjutan yang akan dikenalkan kepada anak.
2. Berikan contoh kepada anak, Bunda ambil satu dari kumpulan koin alfabet, sebutkan nama huruf nya. Jika ada yang sama pada lembar kertas, letakkan. Jika tidak ada yang sama, kembalikan ke wadah untuk diaduk lagi.
3. Pemain yang berhasil mengisi penuh lebih dulu adalah pemenang nya. Jika dibatasi waktu selama 5 menit, yang terbanyak adalah pemenang nya.
4. Piring alfabet
Piring alfabet merupakan metode yang cocok digunakan ketika jalan-jalan di pasar swalayan. Anak dapat memainkan permainan ini untuk meningkatkan kepekaan terhadap alfabet pada merk produk dan billboard. Sambil berjalan-jalan, anak dapat kita ajari untuk mencari merk dan billboard dengan awalan huruf yang ada di dalam piring alfabet. Ketika di swalayan, anak dan Bunda lebih mudah menemukan huruf X, Y, dan Z. Jika ketemu, sobek huruf nya sehingga tidak terjadi penghitungan ganda.
Alat dan Bahan:
1. Piring sterofoam
2. Spidol
3. Gunting
Cara Membuat:
1. Pada sisi terluar piring sterofoam, tulis huruf alfabet dari a hingga z secara melingkar.
2. Potong jeda antar-huruf sepanjang kurang lebih 1.5cm.
Cara Bermain:
1. Ketika berjalan-jalan, ajari anak untuk menemukan merk atau billboard dengan awalan huruf antara a hingga z.
2. Sobek huruf yang sudah ketemu.
3. Minta anak menyebutkan bunyi fonik sebelum menyobek.
Masih banyak metode lain dapat Bunda temukan di youtube. Semoga dengan setelah membaca tulisan ini, Ayah dan Bunda mendapatkan ide tentang cara terapi AVT di rumah, dan menjadi semakin kreatif dalam menggunakan media permainan. Kami doakan Ayah dan Bunda cepat melewati Tahap Conscious Incompetence yang sangat berat. Ingat, semakin banyak berlatih, maka kita semakin ahli, Practice makes perfect.
Sumber:
https://thisreadingmama.com/abc-review-part-1/