Last updated on April 3, 2019
Ada kalanya ketika kita merasa sulit untuk memulai terapi AVT di rumah, sedangkan jawaban dari setiap orangtua berbeda-beda antara satu dengan yang lain, maka hal ini membuat kita menjadi semakin bimbang dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Benar atau tidak ya? Pernak-pernik dalam kegiatan AVT di klinik kadang membuat kita resah. Jika itu terjadi, maka Ayah dan Bunda lakukan kegiatan yang dianjurkan fanpage Let’s Play The Speech and Language Way ini. Kita cukup memulai terapi di rumah dengan cara membuat anak tertawa. Setiap orangtua pasti memiliki cara masing-masing untuk membuat anak tertawa.
Membuat Anak Tertawa
Membuat anak tertawa merupakan tahap awal dari memulai komunikasi antara orangtua dengan anak. Tertawa akan mencairkan suasana dan anak akan lebih mudah menerima informasi apapun ketika mereka memperhatikan orang yang bisa membuat nya tertawa.
Seorang ayah bertanya kepada kami bahwa dia merasa tidak mampu mengajari anak nya di rumah. Jadi kami bertanya, “Kira-kira, kegiatan apa yang bisa membuat dia tertawa?”. Si Ayah kemudian mencoba bernyanyi dengan bahasa nya sendiri kemudian mata anak mulai melihat sang Ayah. Jadi, saya katakan kepadanya, “Mulai saja dari situ saja!”.
Let’s Play The Speech and Language Way
Lakukan Langkah ABC
Membuat anak tertawa merupakan salah satu metode dari langkah pertama dalam Langkah ABC (John Tracy Clinic, 2015). Apa saja Langkah ABC itu? A adalah Attention (Atensi/ Perhatian), B adalah Books (buku cerita anak), C adalah Conversation (percakapan).
Atensi (Perhatian)
Atensi dapat kita ciptakan dengan menimbulkan rasa penasaran dengan apa yang terjadi antara orangtua dengan anak. Hal itu dapat kita bangun dengan memberikan aktivitas atau tingkah laku yang dapat membuat anak tertawa. Kita bisa bernyanyi bersama dan memberikan anak kesempatan untuk merespon nyanyian itu. Beberapa lagu yang terkenal ala Indonesia ialah Pok Ame-Ame, Cicak-Cicak Di Dinding, Nina Bobok, dan sebagainya.
Menggunakan Facial Cues juga bisa digunakan pada anak-anak yang masih kecil. Membuat bentuk-bentuk wajah, alis, mulut yang unik sehingga anak bisa tertawa. Misalnya, coba Ayah membuat beberapa perbedaan raut wajah antara senyum, terkejut, sedih setiap kali sebuah buku ditutupkan ke wajah Ayah sendiri. Walaupun bagi orang dewasa kegiatan itu tidak lucu, tetapi bagi anak bisa menjadi hal yang sangat keren. Ketika atensi anak sudah kita dapatkan, maka kita bisa ajak mereka mulai belajar mendengar dan berbicara.
Books (Buku Cerita Anak)
Buku cerita yang penuh gambar dapat membuat anak tertarik untuk memperhatikan. Pilih buku sesuai dengan minat dan usia anak. Bayi mungkin menyukai buku dengan banyak bulu dan tekstur, sedangkan batita (bawah tiga tahun) menyukai buku yang memiliki banyak bagian yang bisa dibuka, digeser, dan diputar. Balita mungkin bisa diajak mendeskripsikan gambar, menebak apa yang dapat terjadi (pengandaian), menyebutkan karakter yang ada dalam sebuah buku, dan bercerita tentang isi buku sesuai dengan kemampuan nya. Mengenalkan anak dengan buku sangat banyak manfaatnya bagi anak.
Membaca buku dengan variasi nada akan membuat mendengar-melalui-buku menjadi hal yang dinantikan anak setiap sore. Coba lakukan perubahan pitch sambil menunjuk pada karakter tertentu. Misalnya karakter orang gemuk dengan suara berat / pitch rendah / frekuensi rendah, sedangkan karakter binatang kecil dengan suara melengking / pitch tinggi / frekuensi tinggi.
Buku mengenai situasi lingkungan bisa juga dideskripsikan dengan nada-nada yang berbeda pula, seperti buku Busy Railway dari Penerbit Campbell. Ketika kita menemukan sebuah kereta api yang berjalan, kita bisa dengungkan suara lokomotif yang bergerak, “Uuuuuuu”, sambil menarik bagian kereta yang dapat ditarik. Ketika ada kereta api datang, kita bisa turunkan palang kereta api dengan setengah berteriak, “Awasss!! Ada kereta api datang!!”. Pilihan buku yang tepat dapat membantu orangtua supaya tidak kehabisan ide untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi antara orangtua kepada anak.
Conversation
Conversation atau percakapan dapat dimulai dengan topik tentang apa yang sedang ayah dan bunda sedang lakukan; ketika pergi keluar rumah, kita bisa ceritakan tentang apa yang kira-kira dapat kita temukan di lokasi tujuan; kita juga dapat menceritakan kepada nya, kenapa kita harus melakukan beberapa rutinitas setiap hari.
Untuk anak batita, kita bisa pergunakan hand cue dan strategi take turn sehingga anak mencoba memberikan respon kepada orangtua ketika melihat mainan baru. Selain itu, kita bisa mengenalkan kosakata yang termasuk dalam Sound-Object Associations sehingga batita dapat melakukan percakapan kepada orangtua.
Jadi tidak salah ketika orangtua adalah terapis terbaik bagi anak. Karena orangtua mengerti bagaimana cara membuat anak tertawa, orangtua dapat memahami bahasa anak, mengetahui cara menangani diri nya ketika marah. Jadi kita lakukan hal yang pertama dan sederhana yakni selalu membuat anak tertawa selama belajar mendengar dan berbicara. Selamat mencoba…!!!
Sumber:
FB Fanpage Let’s Play: The Speech-and-Language Way
John Tracy Clinic Module 2015