Last updated on April 13, 2019
Sembunyikan mainan dan simpan sesuai kategori merupakan tips yang diberikan Terapis AVT kepada banyak orangtua. Pernahkan Ayah dan Bunda mencermati bagaimana ruangan AVT yang biasanya kita datangi? Hanya berisi satu meja besar, beberapa kursi, dan satu box mainan yang dibawa Terapis AVT masuk ke dalam ruangan. Terapis secara khusus memilihkan mainan yang disimpan dari ruangan lain sehingga Terapis bisa melakukan AVT secara terarah berdasarkan target yang ditentukan pada hari itu.
Banyak orangtua yang bertanya kepada terapis AVT, “Mengapa si anak ketika di rumah tidak sebaik respon nya dibandingkan ketika sesi terapi AVT?” Kebanyakan terapis berkata bahwa ada beberapa hal yang mendukung keberhasilan terapi di rumah, salah satunya bagaimana anak mempersepsikan mainan yang ada di depannya. Apakah mainan itu cukup menarik baginya, dan seberapa sering intensitas anak bermain dengan media tersebut. Sangat masuk akal bagi orang dewasa bila ada “barang baru”, “barang lama” jadi lupa. Orang dewasa tentu sudah memahami hal ini, ternyata, anak-anak juga memiliki persepsi yang sama.
Bagaimana dengan kegiatan AVT yang saat ini biasa dilakukan di rumah. Apakah sudah menganut prinsip-prinsip ini?
- Memisahkan mainan sehari-hari dengan mainan untuk terapi.
- Menyimpan mainan di tempat yang tidak bisa dijangkau anak.
- Mengelompokkan mainan berdasarkan aktivitasnya sehingga mudah bila dicari di kemudian hari.
Apabila belum, maka Ayah Bunda dapat melanjutkan untuk membaca artikel ini.
Tujuan Dari Menyembunyikan Mainan
Banyak tulisan yang mengulas tentang bagaimana cara menyimpan mainan anak; atau tentang bagaimana membuat rak mainan. Sayangnya, sebagian dari hal tersebut tidak sesuai dengan tulisan yang sedang Ayah dan Bunda baca ini. Mainan, bagi anak-anak dengan gangguan pendengaran merupakan objek visual yang sangat menarik. Tentu saja karena pendengaran mereka memiliki keterbatasan, karena itu, mereka menjadi pembelajar visual. Tidak ada yang salah dalam hal ini, justru karena ketertarikan mereka dengan benda-benda visual ini, maka metode AVT (Auditory Verbal Therapy) ini dapat diwujudkan. Bagi Terapis AVT, berdasarkan pengamatan saya, mainan merupakan alat untuk memancing anak-anak yang baru menggunakan alat bantu dengar dan implan koklea untuk mengeluarkan suara. Pada anak yang sudah intensif terapi AVT, maka fungsi mainan bagi Terapis ialah alat untuk belajar bersama anak, kadang sebagai alat negosiasi agar anak bersedia mengikuti instruksi/perintah.
Sembunyikan Mainan dan Simpan Sesuai Kategori
Bagaimana Cara Menyembunyikan Mainan
Ayah dan Bunda dapat mencari beberapa lokasi di rumah yang cukup aman sehingga anak tidak menemukan mainan yang digunakan khusus untuk terapi. Menyiapkan sebuah lemari khusus mainan yang dapat dikunci akan sangat bermanfaat. Namun, apabila tidak memungkinkan, bagian atas lemari merupakan wilayah yang cukup aman dari jangkauan anak. Alternatif yang lain, Ayah dan Bunda bisa gunakan koper atau boks beroda dan disimpan di bawah tempat tidur.
Bunda dapat membuat jadwal sederhana mengenai kegiatan yang akan dilakukan besok pagi hingga sore. Dengan demikian, Bunda dapat menyiapkan segala mainan yang mendukung target harian tersebut ke dalam kotak khusus untuk digunakan anak. Mainan yang memang dipersiapkan untuk terapi AVT di rumah ini nantinya bisa digunakan oleh anak seharian. Untuk diganti, atau ditambahi esok hari nya. Jangan sampai anak mengetahui lokasi persembunyian mainan nya ya… Hehehe
Bagaimana Cara Mengelompokkan Mainan
Mengelompokkan mainan akan terasa manfaat nya ketika orangtua mempersiapkan terapi AVT di rumah. Dengan mengelompokkan mainan pada kotak-kotak khusus, maka mainan akan mudah untuk dicari ketika dibutuhkan.
Yang kami maksud dengan mainan ialah (1) mainan miniatur yang beli, (2) flashcard dari membeli, (3) flashcard yang dibuat sendiri, (4) puzzle, (5) mainan dari kertas dan kardus yang dibuat sendiri. Jadi, kami ingin menekankan bahwa mainan yang Ayah dan Bunda buat sendiri sama berharganya dengan mainan pabrikan. Maka perlu disimpan dengan baik juga.
Kami menggunakan boks plastik transparan berbagai ukuran menyesuaikan mainan yang akan disimpan. Boks plastik yang biasanya digunakan untuk mengemas roti menjadi pilihan yang murah dan cukup baik. Sayangnya apabila jatuh terlalu keras maka boks plastik ini bisa pecah. Tapi pecahnya boks ini masih lebih sedikit jumlahnya daripada manfaat yang kami dapatkan. Boks plastik ini kami pilih karena:
- Transparan. Tanpa membuka isinya, kita sudah tahu dalamnya.
- Kokoh. Boks plastik bisa ditumpuk tanpa menekan mainan pada bagian bawahnya.
Jadi, Ayah dan Bunda sekarang dapat mulai mencoba menggunakan boks plastik ini kepada mainan nya. Harganya murah kok, sekitar Rp. 4000-12.000 per buah.
Kelompokkan Mainan Berdasarkan Kategori
Ayah dan Bunda dapat mengelompokkan mainan berdasarkan kategorinya. Kategori merupakan kelompok benda yang dikumpulkan berdasarkan kesamaan fungsi. Misalnya kategori peralatan memasak meliputi kompor, wajan, susuk, dll. Memilah benda berdasarkan kategori merupakan kemampuan kognisi yang nantinya kita ajarkan kepada anak. Sebelum diajarkan, alangkah baiknya belajar dulu, bukan? Nah, Mainan hewan ternak dapat dijadikan satu boks dengan mainan hewan kebun binatang, artinya mereka masuk dalam Kategori Hewan.
Mainan mobil apabila sudah cukup banyak dapat dijadikan satu boks. Mainan pesawat apabila cukup banyak dapat dijadikan satu boks sendiri. Apabila mobil dan pesawat masih sedikit, Ayah Bunda dapat mengumpulkan nya ke dalam satu boks sebagai mainan Kategori Kendaraan. Semuanya fleksibel, tergantung jenis mainan yang dimiliki. Flashcard walaupun sudah dipisahkan berdasarkan kategorinya dalam kardus masih kami masukkan ke dalam satu boks plastik besar. Demikian juga dengan puzzle.
Mainan yang akan digunakan untuk terapi sebaiknya juga dibagi dalam beberapa wadah. Bunda dapat mengeluarkan mainan tersebut satu demi satu sehingga anak secara berkelanjutan mendapatkan mainan yang baru. Untuk flashcard, lebih mudah untuk menggunakan plastik zipper bag agar mudah dibawa dalam tas.