Press "Enter" to skip to content

Belajar Kata Seandainya

Last updated on Maret 11, 2019

Kata “seandainya” merupakan sebuah kata yang sangat tekstual dan lebih sering kita dapatkan di buku sekolah dibandingkan dalam percakapan sehari-hari. Belajar Kata Seandainya memang bukan prioritas utama, tapi akan bagus jika dapat menambah kosakata nya sejak anak masih kecil.

Kata seandainya memiliki padanan kata yang biasa kita gunakan, “Bayangkan”, “Jika”, “Misalkan”, “Kalau”, walaupun makna nya tidak sama persis.

Dalam bahasa Jawa, konsep pengandaian muncul dengan kalimat, “Bayangno tho!”, “Pikiren jal…!!”, ya walaupun konteks nya tidak sama persis. Tapi kalimat pengandaian itu sebenarnya sangat sering kita gunakan sehari-hari.

Belajar Kata Seandainya Melalui Buku

Materi paling bagus yang saat ini dapat kami temukan ialah buku cerita berbahasa Indonesia karangan Iput dan Oyas. Fabel (cerita binatang) dengan judul Odong-Odong Dongeng Monyet dan Harimau ini berisi beberapa lembar narasi fiksi yang sederhana dengan plot lurus dan diakhiri dengan akhir yang bahagia (happy ending).

Berkisah tentang seekor monyet yang menginginkan teman yang kuat dan seekor harimau yang menginginkan teman yang rajin. Kedua ingin berteman karena saling membutuhkan. Lama-kelamaan, monyet mendapatkan pekerjaan yang semakin lama semakin berat sehingga dia mencari akal untuk mengubah harimau. Kemudian, kita diajak untuk berandai-andai mengenai suatu kejadian disertai akibat yang mungkin terjadi.

belajar kata seandainya
Odong-Odong Cerita : Monyet dan Harimau

Papa Alkha sangat terkesan dengan fabel ini. Sangat menarik untuk dibacakan kepada balita. Persis seperti yang kami harapkan karena menggunakan materi pengandaian “ala Indonesia”. Pengandaian ala-Indonesia itu sarat pada pendidikan perilaku atau psikologis. Logika kausalitas (hubungan antara sebab dan akibat) akan coba dipahami oleh anak. Sebuah keputusan yang kurang tepat akan mengakibatkan hasil yang kurang baik. Bukan kah demikian?

Nah, anak dapat belajar kata seandainya sejak dia mulai berpikir imajinatif dan abstrak, menurut Teori Perkembangan Kognitif oleh Piaget, dimulai sekitar usia 4 tahun. Walaupun saat ini, anak belum memahami, saya yakin buku cerita semacam itu akan diminati. Sama seperti beberapa buku yang dulu hanya dibuka, sekarang jadi buku favorit nya.

Pos Sebelumnya
Pos Berikutnya

Tinggalkan Balasan