Press "Enter" to skip to content

Cara Menangani Anak Cuek ketika AVT di Rumah

Last updated on Februari 2, 2019

Anak tidak mau mengikuti permainan yang sudah Bunda siapkan. Si anak berkeras tidak bersedia duduk bersama Bunda, sangat berbeda sikap ketika anak bersama Terapis AVT. Lantas, bagaimana cara menangani anak cuek ketika AVT di rumah? Ini juga pertanyaan saya dahulu sewaktu awal kali belajar AVT (Auditory Verbal Therapy).

Cara menangani anak cuek ketika AVT di rumah sebenarnya menggunakan sifat dasar seorang anak, yakni rasa ingin tahu. Anak yang berkeras menolak berarti dia masuk dalam anak yang keras kepala, berjiwa pemberani, dan pantang menyerah. Anak-anak seperti mereka “nanti” akan lebih mudah diajari karena mereka aktif. Tapi itu nanti, sekarang saat nya “susah” karena saat ini Ayah dan Bunda sedang belajar untuk menjadi orangtua yang melek dan terampil AVT. 

Memahami cara AVT di rumah sama seperti keterampilan lain, seperti memasak, menyetir mobil, memainkan alat musik, memperbaiki barang, atau semua keterampilan yang membutuhkan waktu belajar dan tekad yang kuat. Sebenarnya, tanpa sadar Ayah dan Bunda saat ini berada pada tahap kedua dari empat tahapan dalam menguasai sebuah keterampilan baru, yakni tahap conscious incompetence . Jadi, kalau Ayah dan Bunda sedang merasa berat untuk belajar, maka kita tingkatkan terlebih dahulu motivasi dalam diri dan memahami bahwa proses kebingungan ini sangat lazim terjadi di awal proses belajar.

Cara Menangani Anak Cuek ketika AVT di Rumah

Beberapa metode AVT di rumah yang dapat coba Ayah dan Bunda lakukan ialah:

1. Bermain Bersama Ayah

Cara ini kami pahami ketika belajar AVT di Aurica, bahwa seorang anak pada dasarnya ingin tahu dan ingin berpartisipasi dalam permainan. Seorang anak yang masih kecil akan memperhatikan apa yang menarik bagi orangtua nya. Seorang anak terkadang menunjukkan sikap berontak ketika diajak ikut serta dalam kegiatan yang dirasa tidak menyenangkan. Jadi, buatlah permainan dengan ekspresi yang menarik sehingga anak termotivasi mengikuti permainan. Jika dalam sesi terapi melibatkan Terapis AVT, anak, dan Bunda; maka sekarang Ayah harus turut serta menjadi partner kunci ketika terapi di rumah.

Posisikan diri Bunda di samping anak sedangkan ayah berada di seberang meja. Mulailah permainan dengan mengeluarkan satu persatu media. Ayah harus terus membuat ekspresi keingintahuan dan menjawab semua pertanyaan Bunda karena anak sedang mendengar walaupun terlihat tidak memperhatikan. Ayah dapat membuat beberapa kesalahan dan bertanya kepada anak yang sedang tak acuh dengan AVT tersebut, misalnya pada tahap auditory memory 2 item dengan media mobil, pesawat dan kereta api.

Bunda : “Ayah, Mama mau mobil dan pesawat”.
Papa : Mengulang, “Mobil dan pesawat”. Tangan Papa mengambil mobil dan kereta api.
Bunda: “Bukan…! Mama mau mobil dan pesawat”.
Papa : Mengulang, “Mobil dan pesawat”. Tangan Papa mengambil pesawat dan kereta api.
Bunda: “Bukan..!”
Papa : “Alkha, Mama mau mobil dan pesawat. Yang mana mobil dan pesawat?”

Biasanya anak akan mencoba membantu permainan itu kemudian ikut berpatisipasi.

Gunakan Media Baru

Bila anak masih tidak bersedia mengikuti kegiatan tersebut. Ya memang tidak ada cara lain kecuali mengeluarkan media edukatif lainnya, mainan baru misalnya orang-orangan. Bisa dibuat sendiri atau beli di pasar. Dengan mengeluarkan orang-orangan dan turut serta dalam arena permainan akan membuat anak melirik dan ingin mencoba ikut memainkannya. Misalnya Bunda mengeluarkan karakter anak kecil bernama Alkha.

Bunda: “Papa, Mama punya boneka anak kecil. Namanya Alkha. Papa mau?”
Ayah: “Mau”.
Bunda: “Oke, sekarang dengar dulu. Dengar yaa!!!” Mama mau mobil dan pesawat.”
Ayah: “Mobil dan pesawat”, Ayah ambil mainan yang benar sehingga Bunda memberikan mainan boneka tersebut kepada Ayah.
Bunda: “Alkha mau main? Mama punya boneka anak kecil, namanya Alkha”.
Ayah: “Papa mau..”
Bunda: “Tunggu, Alkha mau main…!! “Sekarang, Mama mau mobil dan kereta api”.

Biasanya anak mulai tertarik ke dalam permainan. Nah, bagaimana bila tidak?

2. Mengubah Rutinitas

Orang bekerja pun sering jenuh. Begitu pula dengan anak. Mungkin jenuh dengan rutinitas yang terjadi dalam kegiatan sehari-hari. Jadi, buat kegiatan di luar rumah. Bisa bermain masak-masakan, tuang menuang air, memotong kertas, dan lain-lain. Variasi kegiatan dapat dicari di google dengan kata kunci “Montessori di rumah”. Pada tahap ini, Bunda dapat menjadi sahabat terbaik si anak. Gali terus keingintahuan nya dengan permainan yang menarik. Jauhkan handphone dari jangkauan anak. Kegiatan yang detail seperti menyamakan benda kecil dengan kelompok kecil dan benda besar dengan kelompok besar bisa juga menjadi salah satu kegiatan yang menarik.

Berjalan kaki keliling kompleks, belajar naik sepeda, naik motor melewati sawah, melihat sapi, melihat kerbau, berwisata ke stasiun kereta api walau tidak naik, melihat bandara dan pesawat, dapat memberikan pengetahuan kepada anak. Akan lebih baik ketika berjalan-jalan, bunda sudah menyiapkan flashcard yang menjadi rancangan kegiatan pada hari itu dan menyamakan benda yang dilihat dengan benda dalam flashcard.

3. Mengubah Posisi Perabotan

Mengubah perabotan rumah tangga dapat menjadi salah satu metode meningkatkan keingintahuan anak. Ketika mengubah lokasi perabot, ajak anak untuk menyapu, menggeser, dan memperbaiki letak perabot. Dengan cara ini, anak akan memahami bahwa benda-benda di rumah memiliki nama, benda-benda ini dapat dipindahkan, instruksi antara Bunda dan Ayah diucapkan dalam bahasa verbal yang jelas dan dalam bahasa Indonesia. Berapa banyak kosakata yang bisa didapat dengan mengubah posisi perabotan? Selain itu, merubah perabotan akan mengubah rutinitas berpikir anak sehingga dia harus menghafalkan kembali posisi-posisi baru perabotan dalam sebuah ruangan.

4. Membacakan Buku Cerita

Membacakan buku cerita dapat menambah keingintahuan anak. Membaca buku cerita merupakan langkah terbaik dalam memberikan pendidikan kepada anak. Gunakan buku cerita yang banyak gambar dengan sedikit tulisan. Anak lebih memperhatikan detail gambar, Bunda dapat sebutkan semua nama-nama benda yang ada di dalam gambar dan kejadian yang sedang terjadi dalam gambar. Membaca buku sangat ampuh sebagai cara menangani anak cuek ketika AVT di rumah.

5. Menonton Film Karakter

Menonton film dapat bermanfaat, tapi jangan sampai kebablasan. Tujuan kita adalah menumbuhkan imajinasi dalam pikirannya. Bukan memberikan adiksi (ketergantungan) pada dirinya. Ketika anak memiliki imajinasi yang tinggi, maka kegiatan AVT di rumah akan jauh lebih mudah. Tegaskan pada anak bahwa ada karakter pahlawan dan karakter penjahat. Masukkan informasi tentang baik dan buruk, hal yang boleh dan tidak boleh. Dan pastikan film tersebut berbahasa Indonesia sehingga anak tidak mengalami kebingungan dua bahasa. Keingintahuan anak yang besar dapat digunakan sebagai media AVT di rumah. Sampai-sampai, karakter dari kardus yang Ayah dan Bunda buat bisa sampai dibawa ke sekolah.

Beberapa cara menangani anak cuek di atas dapat digunakan untuk meningkatkan keingintahuan anak. Anak yang cuek menjadi tertarik dengan sesuatu. Khusus pada nomor 5, sebaiknya anak baru dikenalkan dengan film atau gadget setelah anak memiliki banyak kosakata. Selalu dampingi anak ketika menonton film, karena ritme kosakata dari televisi sangat cepat bagi anak. Sangat kecil kemungkinan anak akan memperoleh informasi auditori dari gadget elektronik. Selain itu, banyak tulisan yang berpendapat bahwa menonton film berdampak negatif pada tumbuh kembang anak karena anak menonton film tanpa pendampingan dari orangtua.

Sumber:
https://www.vemale.com/keluarga/35128-5-cara-mengembangkan-keingintahuan-anak.html

http://sayangianak.com/anak-usia-2-5-tahun-cenderung-keras-kepala-kenali-kelebihan-dan-tips-menghadapi-si-kecil-yang-keras-kepala/


Pos Sebelumnya
Pos Berikutnya

Tinggalkan Balasan