Last updated on September 25, 2019
Novel, Kisah Nyata
Memoira Publisher
Januari 2009
Hard Cover
251
Namanya Shafa Husnul Khatimah. Ia terlahir menyandang status pendengaran profound alias tuna rungu berat. Dia hanya bisa menjangkau suara yang seperti suara pesawat terbang tinggal landas. Itu pun harus dalam jarak sepuluh meter. Tidak mendengar sejak bayi otomatis ia menganggap dunia adalah tempat yang sunyi. Kedua orangtuanya yang terlambat sadar tidak mau menerima kenyataan tersebut. Mereka ingin dia bicara dan harus bisa mendengar suara yang indah. Salah satu caranya adalah dengan menggebuk panci dan memecahkan piring di rumah mereka. Berhasilkah?
Buku Kak Shafa kecil sangat mengispirasi banyak orangtua yang dianugrahi anak dengan gangguan pendengaran. Mengisahkan tentang bagaimana orangtua Kak Shafa menyelesaikan beberapa problematika keluarga untuk mendapatkan keterampilan intervensi anak dengan gangguan pendengaran yang pada tahun 90-an masih jarang ada di Indonesia. Orangtua Kak Shafa menginginkan bahasa verbal dapat menjadi bahasa utama Kak Shafa, tentu dengan konsekuensi yang harus ditempuh keluarga ini.
Novel ini dikemas dengan ringan namun sangat emosional. Terutama bagi Ayah dan Bunda yang sedang berada di persimpangan jalan, setidaknya belum ada setahun mengetahui kalau anak nya memiliki gangguan pendengaran, maka novel ini akan semakin mengaduk-aduk perasaan pembaca nya. Novel ini dapat menambah inspirasi kepada orangtua bahwa sebelum nya sudah ada orang lain yang menempuh jalan yang sama dengan jalan yang sedang kita lalui.