Last updated on Juli 7, 2021
Strategi Take Turns adalah sebuah strategi Auditory Verbal Therapy yang berupaya mengajarkan kepada orangtua dan anak untuk saling bergiliran memberikan respon dalam sebuah permainan. Di klinik, terapis dan orangtua saling memberikan respon. Kemudian, memberikan kesempatan kepada anak untuk ikut memberikan respon. Di rumah, Ibu dapat melakukan strategi Take Turns bersama Ayah atau pengasuh agar dapat saling merespon, baru kemudian memberikan kesempatan kepada anak.
Cara menerapkan Strategi Take Turns pada bayi dan balita?
Menurut Cole dan Flexer (2007), strategi Take Turns dilakukan dengan cara memberikan jeda waktu yang cukup pada anak untuk merespon, baik non-verbal atau verbal. Tujuan utama dari take turns adalah untuk mendapatkan partisipasi bayi dan balita dalam permainan.
Pada bayi. Bayi akan memberikan respon berupa mengucap coo atau menendangkan kaki (non-verbal).
Pada balita (3+). Balita akan memberikan respon verbal sesuai yang diharapkan.
Mengapa Strategi Take Turns ini penting?
Orangtua secara natural akan memberikan respon pada bayi yang menangis atau mengoceh sebagai bentuk interaksi yang merekatkan hubungan antara orangtua dengan anak. Seorang anak dapat diajari untuk melakukan komunikasi dua arah dengan strategi Take Turns, dimana kita menunjukkan harapan kepada si anak bahwa respon nya sangat dibutuhkan dan diinginkan. Seorang pengasuh yang secara aktif menggunakan strategi Take Turns dapat membangun chemistry yang kuat di antara mereka (Suskind, 2015).
Strategi Take Turns pada Terapi Auditory Verbal bertujuan untuk:
- Anak mau memperhatikan suara orang yang berbicara
- Meningkatkan kemampuan anak dalam merespon
- Mengembangkan kemampuan bercakap-cakap / berkomunikasi
- Mengembangkan keterampilan bahasa ekspresif.
Kemampuan anak untuk mampu bergiliran (Take Turns) merupakan kemampuan berkomunikasi yang sebaiknya segera untuk diajarkan kepada anak. Kita dapat menggunakan strategi yang sangat penting ini pada berbagai usia. Bayi yang masih kecil memiliki kebutuhan untuk belajar berbicara juga, tetapi gangguan pendengaran membuat nya tidak mampu mempelajari proses ini. Jadi, orang tua harus memahami juga bahwa Take Turns adalah strategi AVT yang penting untuk dipelajari.
Strategi Take Turns pada terapi AVT akan sangat berguna pada bayi dan balita ketika bersamaan dengan Strategi Wait Time dan Strategi Expectant Look. Bisa juga dengan mengkombinasikan Strategi Motherese.
Pada anak pra-sekolah, Strategi Open-Ended Question akan memberikan kesempatan bagi dia untuk memberikan respon yang lebih variatif daripada Ya dan Tidak, atau Mau dan Tidak Mau.
Kita perlu memahami bahwa pada strategi ini, si bayi atau balita harus dianggap sebagai lawan bicara yang seimbang sehingga kontribusi bayi untuk merespon harus kita hargai dan kita dapatkan. Orang tua harus meningkatkan ekspektasi terhadap respon yang diberikan anak berdasarkan usia anak dan kemampuan berbicara nya.
Terminologi lain yang sama dengan Take Turns adalah Serve and Return.
Faktor genetik bukanlah penentu perkembangan anak. Termasuk bagi anak yang memiliki gangguan pendengaran, dia akan berkembang dari bagaimana lingkungan nya mengembangkan diri si anak. Bayi memiliki insting untuk memulai pembicaraan (serve). Dan ketika orang tua memberikan tanggapan (return), maka bayi akan tertarik untuk melanjutkan pembicaraan. Seiring bayi tumbuh, serve and return akan berubah bentuk dan orang tua dapat memberi contoh bagaimana menanggapi (return) dari serve yang diberikan anak. Respon positif akan meningkatkan hubungan yang menyenangkan antara anak dengan orang tua. Menurut peneliti Harvard, serve and return memberikan pengaruh besar pada awal mula perkembangan otak anak lho.
Take Turns bisa juga Ayah dan Bunda cari dengan menggunakan kata kunci Turn Taking.
Contoh Aplikasi Strategi Take Turns
Pada Bayi
Ayah: “Halo anak kecil yang ganteng”.
Bayi: menendang kaki
Ayah: “Kamu dengar? Alkha senang ga hari ini?”
Bayi : (tidak merespon, jadi ayah menunggu sebentar sebelum melanjutkan percakapan).
Ayah: “Ayo, kasih tahu. Alkha senang tidak hari ini? Mana senyum nya?”
Bayi : “Coo”.
Ayah : “Iya, kamu senang ya!!”
Pada Anak PAUD
Seorang guru menyapa murid nya ketika dia sampai di sekolah.
Guru: (memberhentikan murid dan menurunkan kepala setinggi si anak). “Halo, Selamat pagi, Alkha!. Bu guru senang melihat mu”.
Anak: (tidak merespon).
Guru: (memberikan expectant look dan wait time, kemudian berkata) “Alkha bisa jawab, Selamat pagi Bu Rifa”.
Anak: “Iya”.
Guru: “Iya, Bu Guru lihat kamu pakai tas spiderman. Siapa yang belikan?”
Anak: “Mama”.
Guru: “Waa, bilang ke Mama ya, tas nya bagus. Yuk kita masuk kelas dan taruh tas nya di meja nya Alkha ya!”.
Papa Alkha menerjemahkan secara bebas Strategi Take Turns dari artikel Sherri Fickenscher.
Nah, bagaimana Ayah Bunda? Semakin tertarik untuk memahami lebih dalam tentang strategi ini? Kami menemukan video yang bagus yang menjelaskan strategi ini di Youtube.
Video Penerapan Strategi Take Turns Pada Bayi – Video 1
Video 1 berisi tentang bagaimana Strategi Take Turns dapat dilakukan pada seorang bayi. Pada sebelah kanan layar, terdapat seorang Terapis AVT bernama Estelle yang sedang mengajak adik Henry berbicara dengan cara menunjukkan sebuah mainan. Terapis meletakkan mainan di depan mulut untuk kemudian bersuara. Terapis AVT memberikan mainan tersebut kepada orang dewasa lain agar kemudian bersuara. Mainan tersebut tetap kira genggam dan di depan mulut anak. Berikan jeda waktu sehingga anak memberikan respon, coo, terapis memberikan mainan tersebut kepadanya.
Video Penerapan Strategi Take Turns Pada Batita – Video 2
Video 2, Pamela Simons memberikan contoh penerapan Strategi Take Turns pada orangtua.
- Kita dapat memulai dengan “isyarat non-verbal berserta kalimat verbal”, misalnya menepuk dada sembari mengucap “giliran ku”; atau “giliran Mama”; sebagai tanda agar anak memberikan bola pada orang yang mengajak berbicara.
- Kita juga dapat memberikan bentuk mainan lain yang bersuara kepada anak, misalnya drum kecil.
Kita bisa juga bergantian memasukkan mainan, dan sebelum memasukkan harus bersuara terlebih dahulu. Orang tua dapat bergantian sebelum anak mendapatkan giliran memasukkan mainan. Terapis AVT terlihat menggunakan Strategi Expectant Look kepada anak ketika anak tidak merespon dengan cepat.
Sumber:
Fickenscher, Sherri, et all. 2016. Auditory Verbal Strategies to Build Listening and Spoken Language Skills. Bisa Anda dapatkan di sini.